Sabtu, 31 Desember 2016

Manajemen Backup Dan Restore Pada Linux

A.Backup dan Recovery

Sebuah sistem yang besar dan krusial harus selalu diatur setiap waktunya. Bukan hanya diatur untuk selalu mendapatkan data yang baru, tapi juga diatur supaya data yang lama tetap terjaga dengan aman.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan backup danrecovery. Backup dan recovery merupakan kata yang saling berkaitan. Backup berarti kita membuat cadangan dari data yang sudah ada untuk disimpan dalam bentuk yg lain atau sama. Recovery, adalah merubah bentuk dari cadangan untuk dikembalikan menjadi data yang semula sudah ada.




Banyak data yang sudah ada di backup, lalu apabila dibutuhkan lagi akan dilakukan recovery sehingga data-data tersebut kembali seperti semula kepada sistem. Data-data tersebut biasanya diklasifikasikan. Jenis klasifikasi ini tidak baku, namun yang paling baik adalah klasifikasi berdasarkan konten. Jadi kita bisa pisahkan data-data di sistem menjadi klasifikasi seperti berikut.


 



Kita mengklasifikasikan data sistem menjadi dua kelompok, primer dan sekunder. Data primer ini sangat penting dan sistem bergantung kepadanya. Semua inti dari sistem, baik saat masih baru atau beserta update, serta konfigurasi tambahan yang diperlukan. Data database, mulai dari skema dari database dan isinya. Lalu disertai dengan data aplikasi beserta konfigurasi dan datanya. Menyusul data sekunder yang berisi data pribadi pengguna yang tidak berdampak langsung kepada sistem, tapi berdampak kepada pengguna. 

Pembagian file backup pun juga dibagi berdasarkan klasifikasi ini, jadi kita bisa tidak langsung melakukan backup satu sistem penuh. Kita pilih untuk melakukan backup data system, lalu biarkan satu file backup itu hanya berisi data sistem, jangan dicampuri dengan backup lainya.

Hal ini ditujukan supaya hendak dilakukan recovery, tidak semua data berubah kembali menjadi seperti semula, mungkin hanya ada kesalahan pada database, dan kita ingin mengembalikanya. Dengan pembagian seperti di atas, maka kita bisa hanya mengembalikan data database dan data lainya tetap baru dan berjalan lancar. 
Selain itu, backup dalam skala yang kecil juga berjalan lebih cepat, dan juga bisa dipecah-pecah untuk diberikan kepada bagian-bagian yang bertanggung jawab untuk data tersebut.Meskpun begitu, melakukan backup dalam skala besar keseluruhan sistem juga terkadang dianjurkan. Ini dapat dilakukan apabila ada media penyimpanan yang cukup besar, dan waktu yang tidak terbatas untuk melakukan backup. Apabila waktu dan media penyimpanan yang ada sangat terbatas, dianjurkan untuk memecah-mecah konsentrasi backup. 
Kebanyakan sistem sudah mempunyai media dan waktu yang cukup, jadi memecah-mecah konsentrasi bukan lagi pilihan. Melakukan backup satu disk penuh adalah satu-satunya cara yang paling efisien apabila disertai dengan infrastruktur yang memadai. 
Backup biasanya dilakukan secara berkala, dengan waktu yang teratur. Semisal setiap 2 bulan sekali, atau apabila sistem benar-benar penting, kompak, dan berubah dengan cepat, maka backup per hari bukanlah hal yang tidak mungkin.
B.Alasan Kenapa Backup Penting 
Hilangnya file-file yang penting sangat mempengaruhi jalanya suatu kegiatan yang bergantung terhadap file tersebut. Dengan backup, ketakutan akan kehilangan file tersebut sedikit berkurang. Ada beberapa hal yang bisa membuat file hilang.a. Kegagalan Hardwareb. Salah Hapusc. Pencuriand. VirusApabila terjadi kegagalan hardware, seperti disk yang rusak, jatuh, terkena air. Ini sudah pasti sangat susah untuk dikembalikan. Sebab lainya adalah salah hapus, meskipun salah hapus, beberapa aplikasi ada yg dikhususkan untuk mengembalikan file yang terhapus. Pencurian, secara fisik, akan mengakibatkan hardware dan software ikut hilang. Virus juga bisa merusak file, menghancurkan file tersebut sampai titik di mana file tersebut tidak bisa dikembalikan lagi.
Oleh karena itu, melakukan backup sangatlah penting, dan usahakan tempat penyimpanan backup tersimpan aman. Server cloud atau hardisk eksternal merupakan solusi yang cukup baik.
C.Backup dan Recovery di Sistem Linux Debian 
Sistem Linux Debian juga diberi kemampuan untuk melakukan backup dan recovery untuk sistem. Dengan aplikasi DD (Dataset Definition), bisa dilakukan sebuah backup penuh terhadap satu disk yang langsung bisa ditaruh disk lainya atau diteruskan sebagai output yang nantinya akan diproses menjadi sebuah file. Sebelum memulai backup, pilih disk yang akan di backup. Untuk melihat daftar disk bisa dicari di direktori /dev.Gunakan, 
ls –l /dev | more 
Untuk melihat isi dari direktori /dev secara rinci, dan juga membatasi outputnya supaya bisa dibaca. Kegunaan dari operator | (pipa) adalah untuk mengarahkan output ke perintah di sebelah kanan dari operator. Dalam kasus ini more, digunakan untuk melihat file sedikit demi sedikit.


  

Tekan enter untuk menggeser ke bawah, dan cari bagian yang ada tulisan disk. Yang berarti file tersebut adalah representasi dari disk yang ada di sistem kita. 
Dalam contoh ini, ada disk dengan nama sdb yang berisi data dummy untuk dibackup ke dalam file. Dalam kasus nyata, data yang dibackup seharusnya data penting dan tidak diarahkan ke dalam file, tapi ke media yang lebih aman dan terjamin.Gunakan perintah dari program dd, 
dd if=/dev/sdb | gzip > /usr/sdb.bak
Kita menggunakan dd, dengan input file /dev/sdb dan hasilnya di arahkan ke program gzip untuk melakukan kompresi data dan disimpan di file /user/sdb.bak.Apabila ingin mencoba untuk melakukan backup langsung ke media, gunakan perintah ini.
dd if=/dev/sdb of=/dev/<media_backup
Lalu biarkan proses berjalan, proses akan memakan waktu cukup lama tergantung dari jumlah data yang diproses.
 

Terlihat bahwa sudah berhasil dilakukan backup pada disk sdb ini. Ukuran dari disk sdb ini hanya 64MB sehingga proses tidak membutuhkan waktu terlalu lama, yaitu cuma 26.0691 detik. Sekarang kita sudah berhasil membuat backup. Sekarang kita membutuhkan cara untuk mengembalikan hasil backup kita (recovery) ke disk semula.
 Gunakan perintah ini untuk melakukan recovery dari data yang sudah di backup menggunakan kompresi gzip. gzip –dc /usr/sdb.bak | dd of=/dev/sdb 
Kita melakukan dekompresi pada data sdb.bak, lalu memberikan output hasil dekompresi tersebut kepada dd, yang akan memasukan data tersebut ke dalam disk /dev/sdb. Dengan begitu data sudah kembali seperti semula tepat seperti saat data dibackup.
 

Dengan menggunakan cara seperti ini, maka keamanan data bisa terjamin. Usahakan untuk selalu menggunakan media eksternal untuk dijadikan sebagai media penyimpanan hasil backup. Lalu simpan media tersebut di tempat yang aman.
D.Pengamanan Data Backup 
Data yang sudah dibackup bukan berarti kebal dari segala macam gangguan. Justru yang harus dilakukan adalah menjaga data backup tersebut aman dan jelas. Apabila data perusahaan penuh dengan rahasia perusahaan dibackup, lalu hasil backup itu tercuri maka akan merugikan perusahaan dalam jumlah yang besar. 
Karena itu, pengamanan data backup harus dilakukan sebaik mungkin, secara fisik maupun logik. Apabila memungkinkan, digunakan ruangan khusus untuk menyimpan media backup dilengkapi dengan keamanan dari api, air, suhu, penyusup dan berbagai macam pengganggu lainya. Lengkapi dengan peralatan keamanan seperti kapak, pemadam api, kamera CCTV, sensor panas, dsb. 
Apabila data tersebut bisa dilakukan enkripsi, maka lakukan ekripsi terhadap data tersebut dan pastikan bahwa enrkipsi tersebut menjamin keaslian dan keamanan data.Dengan proses enkripsi, akan memakan waktu dan proses dua kali, tapi keamanan akan terjaga dan meskipun ada pencurian, tidak akan bisa membuka rahasia dari perusahaan. Penyimpanan dari hasil backup juga harus dilakukan serapi dan sejelas mungkin, sehingga apabila terjadi apa-apa tidak perlu mencari-cari data backup mana yang harus direcovery.Membuat sebuah rak penyimpanan juga dianjurkan, di mana ditata media-media backup tersebut dan diberi label berdasarkan tanggal saat dilakukan backup terakhir hingga saat backup tersebut terjadi. Apabila jelas inti dari perubahan data dalam jangka waktu itu, berikan informasi jelas tentang apa saja yang berubah dalam rentang waktu backup tersebut.


Sumber :http://edisamosir.blogspot.co.id/2014/10/manajemen-backup-dan-restore-pada-linux.html

Jumat, 30 Desember 2016

Automatic task pada Centos


Ubuntu adalah salah satu distro yang sangat populer di kalangan pengguna Linux.  Seperti distro – distro lainnya, setiap kali kita menghidupkan komputer, kita memerlukan login. Biasanya hanya tinggal memasukkan password user saja.






Cara Mudah Enable/Disable Automatic Login Di Ubuntu
Namun bagi Anda yang ingin melewati login screen saat menghidupkan komputer, Anda bisa merubah sedikit settingan pada User Accounts.
Caranya langsung saja.
Buka System Setting, bisa melalui menu launcher.
Cara Mudah Enable/Disable Automatic Login Di Ubuntu
Di bawah ini tampilan System Setting. Klik User Account.
Cara Mudah Enable/Disable Automatic Login Di Ubuntu
Sudah terbuka jendela User Account. Klik Lock di bagian pojok kanan atas. Nanti diminta untuk memasukkan password.

Cara Mudah Enable/Disable Automatic Login Di Ubuntu
Klik tombol Switch pada Automatic Login. Sampai menyala untukenable, untuk disable sebaliknya.
Cara Mudah Enable/Disable Automatic Login Di Ubuntu
Setelah itu klik lock dibagian pojok atas tadi.
Cara Mudah Enable/Disable Automatic Login Di Ubuntu
Setelah semuanya dilakukan, coba restart komputer, maka ubuntu tidak akan meminta password login lagi, dan langsung masuk ke desktop. Semoa tutorial singkat ini bermanfaat.
Selamat mencoba semoga berhasil.

Sumber : http://www.pintarkomputer.com/cara-mudah-enabledisable-automatic-login-di-ubuntu/

Kamis, 29 Desember 2016

Manajemen User


Untuk melihat daftar user di linux kita bisa melihatnya didalam file /etc/passwd, didalamnya terdapat beberapa informasi mengenai Username, Password, User ID, Group ID, Deskripsi, Direktori Home, dan Shell yang digunakan user tersebut, yang dipisahkan dengan tanda “:” (titik dua) pada setiap barisnya.
Berikut contoh dengan username root yang ada dalam file /etc/passwd.
root:x:0:0:root:/root:/bin/bash
  • Username = Nama user yang digunakan untuk login kedalam sistem
  • Password = Berisi password yang dienkripsi (huruf x menunjukan bila menggunakan shadow password yang dalam file /etc/shadow)
  • User ID = Angka unik yang dimiliki oleh setiap user
  • Group ID = Angka unik yang dimilik oleh setiap group, dimana tiap user bisa masuk dalam salah satu – group tersebut
  • Direktori home = Path Absolut untuk direktori home dari setiap user
  • Shell = Program yang otomatis dijalankan setiap user login kedalam sistem (Command Interpreter)

Membuat User

Untuk membuat user di linux kita bisa menggunakan perintah useradd dan adduser. Bedanya dari kedua perintah tersebut adalah useradd itu manual sedangkan adduseritu otomatis dalam membuat user. Untuk  lebih jelasnya lihat perintah membuat user pada linux dibawah ini:
1. useradd
# useradd john -m -d /home/john -s /bin/bash
Disini password untuk user john belom diatur, untuk mengaturnya jalankan perintah dibawah ini lalu ketik password untuk user john.
# passwd john
Output/Hasilnya :
Enter new UNIX password:
Retype new UNIX password:
passwd: password updated successfully
2. adduser
# adduser billy
Output/Hasilnya:
Adding user `billy' ...
Adding new group `billy' (1003) ...
Adding new user `billy' (1003) with group `billy' ...
Creating home directory `/home/billy' ...
Copying files from `/etc/skel' ...
Enter new UNIX password:
Retype new UNIX password:
passwd: password updated successfully
Changing the user information for billy
Enter the new value, or press ENTER for the default
Full Name []:
Room Number []:
Work Phone []:
Home Phone []:
Other []:
Is the information correct? [Y/n] Y
Bisa dilihatkan perbedaan dari kedua perintah tersebut?

Modifikasi User

Untuk modifikasi user di linux kita bisa menggunakan perintah usermod. Berikut contohnya:
# usermod john -a -G mysql
# usermod billy -a -G ftp
Perintah diatas maksudnya adalah memasukan user john kedalam group mysql dan user billy kedalam group ftp.

Menghapus User

Ada 2 perintah untuk menghapus user di linux, yaitu userdel dan deluser.
1. userdel
# userdel -f john
File konfigurasi untuk userdel terletak didalam file /etc/login.defs , dengan opsi -f perintah diatas akan menghapus user meskipun user dalam keadaan terkoneksi kedalam sistem.
2. deluser
# deluser billy
File konfigurasi untuk deluser terletak didalam file /etc/deluser.conf , perintah diatas akan menghapus user tetapi direktori home, mail, dan file lainnya tidak terhapus. Ada beberapa opsi untuk perintah ini diantaranya:
–backup = Melakukan backup untuk semua file yang dimiliki user tersebut
–backup-to = Melakukan backup dengan spesifikasi tempat menyimpannya, default penyimpanan di direktori home
–remove-home = Remove the user home
–remove-all-file = Menghapus semua file yang dimilik oleh semua user tersebut
–group = Menghapus user dari dalam suatu group
–system = Mengahapus user dan group yang ada dalam sistem
–conf = Digunakan dengan file konfigurasi yang terletak di /etc/deluser.conf dan/etc/adduser.conf

Sumber :http://cubnetwork.com/manajemen-user-dan-group-di-linux/

Rabu, 28 Desember 2016

Mengganti bootloader pada centos

Pada saat kita pertama kali menginstall Windows dan Linux secara berdampingan, otomatis kita akan mempunyai dua System Operasi.  Untuk mengatur konfigurasi dari Boot Loader yang secara default klo kita habis menginstall Linux setelah windows, maka System Operasi Linux terlebih dahulu yang loading. Bagaimana cara mengaturnya?
Hal ini saya terapkan di System operasi Linux Centos 5.2.
Masuk sebagai root ke di CentOs. Cari file grub.conf
/boot/grub/grub.conf
tampilanya kurang lebih :
# Note that you do not have to rerun grub after making changes to this file 
# NOTICE:  You have a /boot partition.  This means that 
#          all kernel and initrd paths are relative to /boot/, eg. 
#          root (hd0,0) 
#          kernel /vmlinuz-version ro root=/dev/hda2 
#          initrd /initrd-version.img 
#boot=/dev/hda 
default=1 timeout=10 
splashimage=(hd0,0)/grub/splash.xpm.gz 
title CentOs (2.6.9-5.EL)
         root (hd0,0)
  kernel /vmlinuz-2.6.9-5.EL ro root=LABEL=/         
  initrd /initrd-2.6.9-5.EL.img 
title Other 
         root (hd0,0)         
  kernel /vmlinuz-2.6.9-1.906_EL ro root=LABEL=/         
  initrd /initrd-2.6.9-1.906_EL.img
Ubah default OS di default=1 –> klo mau OS yg other(windows)
Ganti title other menjadi Windows

title Windows XP
         root (hd0,0)         
  kernel /vmlinuz-2.6.9-1.906_EL ro root=LABEL=/         
  initrd /initrd-2.6.9-1.906_EL.img

Sumber : https://utamaandri.wordpress.com/2010/05/26/mengganti-boot-loader/

Selasa, 27 Desember 2016

Startup dan Shutdown pada Linux


       Memahami proses yang berlangsung pada saat startup dan shutdown akan memudahkan dalam mencari
kesalahan (troubleshooting) ketika terjadi masalah yang berhubungan dengan startup dan shutdown
komputer.


1. Proses Startup
Proses startup pada sistem Linux dapat dilihat pada gambar di bawah:

Keterangan:
1. Pertama kali mesin melakukan power on self test (pemeriksaan hardware).
2. Program BIOS yang ada di ROM akan dieksekusi.
3. Boot Loader yang ada di MBR akan dieksekusi.
4. Load Kernel Linux ( /boot/vmlinuz ) ke RAM.
5. Menjalankan program init.


1.1. init
init merupakan proses level user yang pertama kali dijalankan oleh kernel dan mempunyai nomor
proses (PID)=1. Selanjutnya init akan membaca file /etc/inittab dan menjalankan perintah
didalamnya.


1.2. File /etc/inittab
Format umum isi file     /etc/inittab     adalah sbb:
     id:runlevel:action:process     
Keterangan :


1.3. Run Level
Run level menggambarkan keadaan sistem yang mendefinisikan layanan apa yang sedang berjalan. Run
level ditunjukkan dengan angka. Seluruh baris di file /etc/inittab akan diproses sesuai dengan run level
yang berlaku. Baris yang tidak mempunyai run level, berarti proses pada baris tersebut dijalankan pada
setiap run level.

1.4. Tabel Run Level
1.5. Jenisjenis Action
Contoh isi file /etc/inittab  :
      id:3:initdefault:    
Keterangan :
§ Baris di atas menunjukkan bahwa pada saat dijalankan sistem akan masuk ke run level 3.
      1:2345:respawn:/sbin/getty 9600 tty1      
Keterangan :
§ Kolom pertama menunjukkan bahwa baris ini untuk /dev/tty1
§ Kolom kedua menunjukkan bahwa baris ini diterapkan untuk run level 2,3,4,dan 5.
§ Kolom ketiga berarti bahwa perintah /sbin/getty akan dijalankan lagi apabila berhenti.
§ Kolom terakhir menunjukkan program /sbin/getty akan dijalankan pada virtual console yang pertama.

1.6. Memeriksa runlevel saat ini
Untuk memeriksa runlevel yang saat ini sedang berlaku dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Menggunakan perintah who
2. Menggunakan perintah runlevel

1.7. Mengganti runlevel
Sintaks:
    init [runlevel]    
Contoh:
1. Menjalankan runlevel 0 atau melakukan proses shutdown
# init 0
2. Menjalankan runlevel 1 atau masuk ke modus single user
# init 1

1.8. Script Inisialisasi
Script yang akan dijalankan sesuai dengan run level. Disimpan di direktori sesuai run level, dibawah
direktori /etc/rc.d/rc[x].d berupa file symbolic link. Script asli disimpan di
/etc/rc.d/init.d.
Catatan:
File yang diawali oleh huruf S (Start) merupakan file untuk menjalankan service tersebut sedang
apabila diawali oleh huruf K (Kill) berarti untuk menghentikan service yang bersangkutan.

2. Shutdown
Sebelum mesin dimatikan (power off), sebaiknya sistem di shutdown dulu dengan
perintah/sbin/shutdown . Perintah tersebut akan melakukan halhal
berikut :
1. Memberitahukan kepada user yang login bahwa sistem akan dimatikan.
2. Menghentikan seluruh proses yang masih berjalan.
3. Melakukan unmount filesystem.
4. Menyimpan seluruh file yang masih di memori ke harddisk.
Sintaks :
shutdown [pilihan] [waktu] [pesan]

Sumber :http://team-linux.blogspot.co.id/2012/01/startup-dan-shutdown-pada-linux.html